10. Abdul Kadir Karding (PKB)
Tak hanya nama-nama dari kalangan politikus, beberapa tokoh profesional seperti Prof Yassierli, Satrio Brodjonegoro, dan Widiyanti Putri Wardhana juga masuk dalam daftar. Selain itu, sejumlah menteri aktif di kabinet Jokowi seperti Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan), Erick Thohir (Menteri BUMN), serta Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Perekonomian) turut dipanggil. Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan akan dilantik pada 20 Oktober 2024 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Pelantikan ini menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia, mengingat Prabowo yang pernah menjadi pesaing kuat Jokowi di dua pemilihan presiden sebelumnya, kini dipercaya untuk melanjutkan pemerintahan.
Menariknya, menjelang pelantikan, hubungan antara Prabowo dan Presiden Joko Widodo terlihat semakin harmonis. Jokowi diketahui telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Prabowo untuk membahas transisi pemerintahan dan potensi kolaborasi antara kabinet saat ini dan yang akan datang. Langkah Prabowo yang melibatkan sejumlah menteri aktif di kabinet Jokowi juga menunjukkan niatnya untuk melanjutkan beberapa kebijakan dan program yang telah dicanangkan oleh pemerintahan saat ini. Misalnya, Sri Mulyani (Menteri Keuangan) dan Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi) diperkirakan tetap akan memegang peran penting dalam pemerintahan baru. Prabowo tampaknya ingin menjaga kesinambungan kebijakan ekonomi dan investasi yang sudah berjalan.
BACA JUGA:Fadillah Arbi Aditama Siap Tampil Impresif di JuniorGP MotorLand Aragon 2024
Pemilihan calon menteri menjadi salah satu dinamika menarik dalam masa transisi kepemimpinan ini. Dengan melibatkan berbagai elemen, termasuk dari kalangan profesional dan partai politik yang berbeda, Prabowo sepertinya ingin membangun pemerintahan yang inklusif dan beragam. Namun, hal ini juga menimbulkan sejumlah spekulasi terkait perimbangan kekuatan di dalam kabinetnya nanti. Tokoh-tokoh dari partai besar seperti Gerindra, PAN, Golkar, dan PKB diprediksi akan mendominasi posisi strategis. Namun, kehadiran beberapa nama profesional menunjukkan bahwa Prabowo ingin menyeimbangkan antara kepentingan politik dan keahlian teknokratis dalam kabinetnya.
Selain itu, penunjukan Gus Ipul dari PBNU dan Natalius Pigai, yang merupakan mantan komisioner Komnas HAM, menunjukkan upaya Prabowo untuk merangkul berbagai kelompok masyarakat, termasuk organisasi keagamaan dan aktivis hak asasi manusia. Langkah ini dinilai positif dalam menciptakan kabinet yang lebih plural dan inklusif. Dengan tim yang kuat dan beragam, Prabowo diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan besar yang menanti pemerintahannya. Salah satu fokus utama yang kemungkinan besar akan menjadi prioritas adalah memperkuat ekonomi nasional, memperbaiki infrastruktur, dan menjaga stabilitas politik di dalam negeri.
BACA JUGA:KPK Tetapkan Tersangka Terkait Penggeledahan Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak
Selain itu, hubungan internasional juga diperkirakan menjadi salah satu perhatian penting, mengingat latar belakang Prabowo sebagai mantan Menteri Pertahanan yang memiliki pengalaman dalam urusan luar negeri dan diplomasi. Dalam beberapa kesempatan, Prabowo telah menegaskan bahwa ia ingin membawa Indonesia menjadi negara yang lebih mandiri dan berdaulat di kancah global. Dengan berbagai nama yang dipanggil untuk bergabung di kabinetnya, tampak jelas bahwa Prabowo sedang menyiapkan tim yang siap menghadapi tantangan domestik maupun internasional.