RI Berpotensi Jadi Penyuplai Vaksin Corona

Jumat 24-07-2020,07:56 WIB
Reporter : der
Editor : Ra

JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan, bahwa saat ini Indonesia tengah menjajaki kerja sama pengembangan dan produksi bersama vaksin virus corona bersama Korea Selatan dan Norwegia.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Mengatakan, Indonesia melalui PT Kalbe Farma Tbk tengah bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi pelat merah Korsel, Genexine Inc., meneliti kandidat vaksin corona (Covid-19) dengan menggunakan platform jenis vaksin DNA.

“Genexine telah melakukan uji klinis tahap pertama di Korea Selatan hingga Agustus 2020, uji klinis tahap dua direncanakan akan dimulai di Indonesia sekitar September atau Oktober 2020,” kata Retno di Jakarta, Kamis (23/7).

Retno menuturkan, sejak Juni 2020 KBRI Seoul terus memfasilitasi pembahasan kerja sama antara Kalbe Farma dan Genexine. Sementara itu, Duta Besar RI di Oslo, Norwegia, terus melakukan komunikasi intensif dan memfasilitasi proposal kerja sama pengembangan dan produksi vaksin dengan yayasan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

“Dalam hal ini, PT Biofarma (Persero) yang akan secara langsung bekerja sama dengan yayasan buatan pendiri Microsoft, Bill Gates,” ujarnya.

Menurut Retno, saat ini Biofarma telah masuk dalam daftar kandidat manufaktur potensial untuk pengembangan vaksin Covid-19 CEPI. Untuk itu, pihaknya terus mensinergikan Biofarma sebagai mitra produksi vaksin CEPI.

Setidaknya, terdapat enam kandidat vaksin corona buatan CEPI yang telah masuk dalam tahap uji klinis yakni inovio, moderna, astrazeneca, curefak, dan clovert pharmaceutical.

“CEPI merupakan salah satu platform public private partnership (PPP) terdepan dalam pengembangan vaksin,” jelasnya.

Sementara itu, baru-baru ini perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotec Ltd, telah mengirim sedikitnya 2.400 unit sampel vaksin ke Indonesia. Ribuan sampel itu akan diuji klinis tahap ketiga di Indonesia yang akan berlangsung akhir Juli hingga akhir tahun ini.

Uji klinis vaksin corona buatan Sinovac tersebut akan diuji klinis oleh Biofarma dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

“Pada 19 Juli, tim Kementerian Luar Negeri dan Bio Farma telah menerima sekitar 2.400 unit sampel vaksin untuk uji klinis ketiga yang akan dilakukan akhir Juli sampai Desember 2020,” katanya.

Retno menyebutkan, sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, Bio Farma saat ini memiliki kapasitas produksi 100 juta dosis vaksin setiap tahun. Namun, di tengah situasi ini, produksi vaksin akan ditingkatkan hingga 250 juta dosis per tahun.

“Kemenlu juga terlibat langsung dalam upaya Bio Farma melakukan peningkatan produksi vaksin untuk mencapai angka 250 juta dosis per tahun,” ujarnya.

“Jika kebutuhan dalam negeri nantinya sudah terpenuhi, maka Indonesia akan mampu berkontribusi bagi pemenuhan vaksin ini ke dunia,” pungkasnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait