JAMBI - Satu orang wali murid di SDN 47 Kota Jambi diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil uji Swab. Kini Ia tengah ditangani di RS Raden Mattaher.
Kepala SDN 47 Kota jambi Ansori ketika dikonfirmasi mengatakan, terkait informasi adanya suami guru di SDN 47 yang reaktif rapid test itu tidak benar. Hanya saja suami dari guru tersebut sudah diambil uji Swab dan kini masih menunggu hasil.
“Yang positif tersebut adalah salah satu orang tua murid. Bukan suami dari guru saya,” kata Ansori Selasa (21/7).
Lebih lanjut Ansori menceritakan, pada malam Senin lalu, dirinya mendapat informasi bahwa ada salah seorang wali murid yang terkonfirmasi positif Covid-19, dan bekerja di salah satu perusahaan Petrochina, dan tengah dirawat di Raden Mattaher.
Berawal dari informasi tersebut kata Ansori, pasien yang tengah dirawat di Raden Mattaher itu, setelah ditelusuri ternyata memiliki anak yang sekolah di SD Negeri 47 Kota Jambi. Berawal dari kejadian tersebut pihak sekolah berinisiatif untuk melakukan pendataan bagi siapa saja baik karyawan ataupun siswa yang orang tuanya bekerja di perusahaan tersebut untuk melaporkan.
"Dari pengembangan itu, didapat 8 orang siswa yang orangtuanya bekerja diperusahaan itu, termasuk 1 orang yang orang tuanya sudah dinyatakan positif.
Ditambahdengan 1 orang lagi guru yang suaminya bekerja disana. Itu sudah kita data semua, alamatnya dimana, kelas berapa,” tutur Ansori.
Ansori mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penelusuran terhadap riwayat kontak dari pasien tersebut, dan langsung mendata anaknya.
“Berdasarkan infomasi yang kita terima dari pengasuh anak tersebut, semenjak 7 juni 2020 lalu anaknya tidak ada lagi kontak dengan orangtuanya. Karena anaknya tinggal bersama datuknya,” katanya.
“Sementara yang lain 7 siswa itu ada kontak dengan oratuanya pada waktu lebaran lalu,” katanya.
Ansori mengatakan, sistem bekerja di perusahaan tersebut adalah sebulan bekerja dan kemudian libur. Sementara suami dari guru SDN 47 Kota Jambi itu, yang bersangkutan baru Off bekerja selama 1 bulan, dan baru 1 minggu belakangan ini kembali masuk, dan diketahui tidak pernah ada kontak fisik lagi.
“Yang bersangkutan diketahui melakukan protokol kesehatan sesuai standar perusahaan. Dimana karyawan yang baru masuk, dilakukan pengecekan kesehatan.Begitu juga orangtua yang lainnya tadi. Hasil dari pemeriksaan itu belum ada atau belum keluar. Jadi tidak benar bahwa suami dari guru saya ini positif. Dan diberitakan bahwa 8 siswa itu diliburkan akibat kontak dengan guru ini itu tidak benar, yang benar adalah orangtuanya bekerja disana,” jelasnya. (hfz)