Oleh Dahlan Iskan
Salah satu jadwal saya yang tertunda akibat Covid-19 adalah Hainan. Itu sebuah pulau di seberang Vietnam bagian utara. Itulah ”Hawaii-nya Tiongkok.” Itulah pulau yang disiapkan untuk melebihi Singapura dan Hongkong. Termasuk di bidang tourism dan pengobatan.
Pulau Hainan adalah sebuah provinsi mandiri. Untuk persaingan itu seluruh pulau sudah ditetapkan sebagai zona perdagangan bebas.
Baru di Hainan inilah terjadi: satu provinsi penuh sebagai zona perdagangan bebas. Besarnya pulau Hainan itu 7 kali pulau Bali. Atau 40 kali pulau Singapura. Atau 400 kali pulau Hongkong.
Masih begitu banyak kawasan kosong di pulau itu. Untuk bidang kedokteran saja telah ditetapkan satu kawasan tersendiri. Sudah berdiri 12 rumah sakit baru yang serba modern. Satu penyakit satu rumah sakit besar. Dengan lingkungan yang dibuat damai. Di dalamnya dan di luarnya.
Semua pusat studi sub bidang kedokteran juga ada di kawasan itu. Termasuk fakultas-fakultas kedokteran yang berafiliasi dengan rumah sakit di banyak negara maju. Tiongkok memang gelisah akan besaran angka penduduknya yang berobat ke luar negeri. Misalnya ke Jepang untuk penyakit dalam. Ke Amerika untuk jantung. Ke Korea Selatan untuk kecantikan.
Lebih 10 persen turis Tiongkok yang ke luar negeri ternyata terkait dengan pengobatan dan operasi plastik. Stemcell menjadi salah satu unggulan kawasan kedokteran baru ini. Satu rumah sakit besar tersendiri dibangun khusus untuk stemcell. Juga untuk bank tali pusar bayi.
Stemcell center ini sudah dilengkapi dengan 100 fasilitas aliran udara laminar –yang menjamin pelaksanaan stemcell steril 100 persen.
Kapasitas stemcell di rumah sakit itu sudah bisa mengerjakan 1.000 stemcell setahun. Stemcell juga dikembangkan untuk program transplant organ. Pembuatan organ dari cell tali pusar dipusatkan di sini. Prosedur perizinannya dipermudah. Tanpa harus minta persetujuan pusat. Pembuatan organ-dari-cell-tali-pusar ini dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan organ tertentu.
Ilmu transplantasi sudah begitu maju. Tapi sering kali tidak ada orang yang mau mendonorkan organ. Terutama di negara-negara yang mayoritas menganut agama Islam. Yang masih sering terdengar pengharaman terhadap donor organ. Maka, bisa jadi, pembuatan organ dari cell tali pusar ini akan bisa mengatasi persoalan halal-haram di dunia transplantasi.
Di Hainan sudah dikoleksi 3.500 tali pusar bayi. Sebagai sumber pengambilan bahan baku cell. Dari situ akan bisa dibuat ginjal, liver, telinga, hidung dan seterusnya. Semua cucu saya, tali pusar mereka juga disimpan di bank tali pusar di luar negeri. Saat itu belum ada bank serupa di Indonesia. Itu untuk jaga-jaga, siapa tahu, di masa depan, mereka memerlukan stemcell untuk mengatasi sakit tertentu.
Pulau Hainan sekarang ini hanya berpenduduk 9 juta orang. Bandingkan dengan Singapura. Yang wilayahnya hanya 1/40. Penduduknya 5 juta orang. Masih sangat luas daerah kosong di Hainan. Grup Sinar Mas-nya Eka Tjipta Widjaya memiliki hutan tanaman industri hampir 1 juta hektare di pulau ini.
Saya sudah tiga kali ke Hainan. Salah satunya bersama Wakil Presiden (waktu itu) Jusuf Kalla. Yakni ke kota Boao. Beberapa kepala negara kumpul di kota Boao setiap tahun. Untuk membicarakan isu-isu dunia di Boao Forum.
Di dekat Boao inilah, di pinggir pantainya yang indah, pusat pengobatan Hainan dibangun. Termasuk pabrik-pabrik obat terkemuka dari Eropa dan Amerika. Bebas pajak. Bebas bea.
Boao hampir sama jauhnya dari Haikou dan dari Sanya. Haikou adalah kota terbesar di Hainan yang juga ibu kota provinsi itu. Letaknya di pantai utara. Sanya adalah kota terbesar kedua. Kota turis. Pantainya seperti di Hawaii. Hanya saja masih kalah dengan pantai Kuta di Bali.