jekt.co.id - John Lennon adalah pendiri The Beatles, band yang diidolakan Mark David Chapman. Tapi, berbagai kontroversi ucapan dan lirik Lennon memicu kemarahan Chapman. Dan, semua tahu kekejian dilakukannya pada 8 Desember 1980 di Manhattan.
Empat dekade berselang, ribuan kilometer jauhnya dari Manhattan, Pije juga kesal, marah, kepada sang idola, Via Vallen. Bukan untuk alasan ’’seideologis’’ Chapman. Tapi, lebih karena urusan personal: semata karena tak bisa bertemu dengan pedangdut pelantun Sayang tersebut.
Dan, terjadilah pembakaran mobil Alphard milik Via yang diparkir di samping rumahnya di Sidoarjo Selasa menjelang subuh (30/6).
Pengakuan Pije itu tidak didapatkan polisi dengan mudah. Berkali-kali petugas mengorek keterangan, Pije menjawab sekenanya. Pernyataan yang disampaikan pria yang diringkus Polresta Sidoarjo tiga jam setelah kejadian itu pun terkesan ngelantur.
Tapi, lambat laun, pria 40 tahun tersebut akhirnya mau buka suara. Itu pun hanya mau dia sampaikan kepada Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji. ’’Lewat pendekatan, akhirnya dia mau terbuka pada saya,’’ ucap Sumardji saat ditemui di Mapolresta Sidoarjo kemarin (1/7).
Sumardji mengungkapkan, tiba dari perjalanan panjang, Pije berupaya menemui Via. Beragam cara dilakukan. Mulai menunggu di depan rumah, izin lewat penjaga rumah, hingga bermalam di tetangga sekitar rumah Via. Hasilnya, dia mendapatkan penolakan.
Pije sempat meluapkan kekesalannya. Dengan cara menuliskan kalimat ancaman di tembok rumah Via. Tapi, menurut pengakuan Pije, kalimat itu bukan ancaman. Hanya sebuah cara agar mendapatkan perhatian idolanya. ’’Mencari perhatian agar bisa ditemui,’’ tuturnya.
Pije memang dikenal sebagai fans berat Via atau yang kerap disebut Vyanisty. Bukti itu disampaikan Pije saat berbincang dengan Sumardji. ’’Sangat mengagumi Via,’’ tuturnya.
Bahkan, Pije mengaku tak bisa hidup tanpa Via. Cinta mati. Saking sayangnya, dia hendak meminang pedangdut kenamaan tersebut.
Lewat perbincangan itu, Pije akhirnya menjelaskan awal mula pembakaran kendaraan Toyota Alphard W 1 VV tersebut. Karena frustrasi, Pije sempat menenggak miras. Pengaruh alkohol membuat pikirannya kacau. Dia harus bertemu dengan Via malam itu juga.
Sumardji mengatakan, menurut pengakuan, Pije tidak bermaksud membakar kendaraan. Namun, hanya mencari perhatian agar sang tuan rumah keluar. ’’Dia menyesal membakar mobil,’’ terangnya.
Namun, polisi tak lantas memberi ampun. Dari pemeriksaan CCTV, Pije terbukti bersalah. Sebelum beraksi, gerak-geriknya terekam kamera pengintai. Berdasar bukti tersebut, ditambah keterangan saksi, polisi pun menetapkan dia sebagai tersangka.
Pukul 13.00, Satreskrim Polresta Sidoarjo melakukan reka ulang kejadian. Pije dihadirkan. Sejumlah warga yang penasaran dengan pelaku mengabadikan momen tersebut.
Pije berperawakan tinggi besar. Kulitnya hitam pekat. Rambut ikal cepak.
Dengan pengawalan ketat, Pije mempraktikkan 11 adegan. Mulai mencoret-coret tembok, mencoba masuk lewat pintu samping, kembali mencoba mendekati rumah lewat pekarangan, hingga berlari ketika mobil meledak.