JEKTVNEWS.COM - Jelang Lebaran, korbannya menanti tambahan penghasilan untuk berbagi kebahagiaan kepada keluarga dan rekan. Namun, di balik harapan tersebut, penjahat siber memanfaatkan kesempatan ini dengan modus penipuan WhatsApp menggunakan file APK. Hal ini masih menjadi salah satu modus andalan mereka dalam mengelabui korbannya. Peningkatan kejahatan jelang Idulfitri sudah menjadi sorotan pihak kepolisian setiap tahun. Dengan kemajuan digitalisasi, kejahatan penipuan online semakin merajalela, termasuk modus penipuan APK yang kerap kali digunakan oleh para pelaku kejahatan online.
BACA JUGA:Asisten Shin Tae Yong, Yoo Jae Hoon, Minta Polemik Komentar Bung Towel Soal Timnas Indonesia Diredam
APK, singkatan dari Application Package File, adalah format berkas yang digunakan untuk mendistribusikan dan memasang software serta middle-ware di perangkat Android. Biasanya, APK tidak tersedia di toko aplikasi resmi seperti Google Playstore. Ini membuatnya menjadi target utama bagi penjahat siber yang ingin menyusupkan malware atau program jahat ke perangkat korban. Pakar keamanan siber, Teguh Aprianto, sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia, pernah menjelaskan bahwa modus penipuan ini memanfaatkan aplikasi ilegal yang dapat mengakses SMS untuk mendapatkan One Time Password (OTP). Ketika korban menginstal aplikasi tersebut, pelaku akan memiliki akses untuk membaca dan mengirimkan SMS, yang dapat digunakan untuk menguras rekening korban atau melakukan tindakan kriminal lainnya.
Meskipun inti tekniknya adalah melalui APK, pelaku terus mengembangkan cara untuk memancing calon korban agar terkecoh untuk mendownload APK tersebut tanpa menyadari konsekuensinya. Hal ini menunjukkan bahwa penjahat siber terus melakukan inovasi dalam menjalankan aksi kejahatannya. Dengan adanya modus penipuan WhatsApp menggunakan file APK jelang Lebaran, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mengunduh atau membuka file yang mencurigakan. Langkah-langkah pencegahan seperti tidak mengklik tautan yang tidak dikenal atau mencurigakan dapat membantu melindungi diri dari menjadi korban penipuan online.
BACA JUGA:Konflik di Gaza Merupakan Bukti Kesenjangan dari Program Aksi WinaPihak berwenang, terutama kepolisian dan lembaga terkait, juga perlu terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dan cara menghindari penipuan online. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi jumlah korban dan meningkatkan kesadaran tentang keamanan cyber di tengah masyarakat.