JEKTVNEWS.COM - Tempoyak adalah salah satu makanan khas Jambi yang terbuat dari durian fermentasi. Makanan ini memiliki rasa asam pedas yang unik dan digemari oleh banyak orang. Tempoyak biasanya dinikmati dengan nasi putih, ikan bakar, atau sebagai bumbu masakan.
Sejarah dan makna tradisi makan tempoyak:
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Rencanakan Pemusatan Latihan di Luar Negeri Jelang Piala Asia 2024
Tradisi makan tempoyak di Jambi sudah ada sejak lama. Konon, tradisi ini berasal dari kebiasaan masyarakat Jambi yang ingin mengawetkan durian agar bisa dinikmati dalam waktu yang lama. Durian yang difermentasi menjadi tempoyak memiliki rasa yang lebih asam dan pedas, dan dapat disimpan selama berbulan-bulan.
Tempoyak memiliki makna simbolis bagi masyarakat Jambi. Makanan ini sering disajikan dalam acara-acara adat dan tradisi, seperti pernikahan, kematian, dan panen padi. Tempoyak dianggap sebagai simbol kelimpahan dan rasa syukur.
Cara membuat tempoyak:
Membuat tempoyak cukup mudah. Pertama, pilih durian yang sudah matang dan beraroma kuat. Kupas durian dan pisahkan dagingnya dari bijinya.
Kemudian, masukkan daging durian ke dalam wadah kedap udara dan tambahkan garam secukupnya. Biarkan durian fermentasi selama beberapa hari hingga mengeluarkan aroma asam dan pedas.
Manfaat tempoyak:
BACA JUGA:Pimpinan Ombudsman RI, Berikan Anugerah Opini Pengawasan Pelayanan Publik di Provinsi Jambi
Tempoyak memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Makanan ini kaya akan vitamin B, vitamin C, dan serat. Tempoyak juga mengandung antioksidan yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Cara menikmati tempoyak:
Tempoyak dapat dinikmati dengan berbagai cara. Berikut beberapa cara yang populer:
Dinikmati dengan nasi putih dan ikan bakar: Ini adalah cara paling sederhana untuk menikmati tempoyak. Rasa asam pedas tempoyak sangat cocok dengan rasa gurih ikan bakar.
Sebagai bumbu masakan: Tempoyak dapat digunakan sebagai bumbu masakan, seperti sambal tempoyak, tempoyak udang, dan tempoyak ikan.