Serta memiliki persenjataan dan peralatan navigasi yang lebih modern.
Kapal Angkatan Laut 28 Meter atau yang lebih dikenal dengan sebutan KAL 28 M merupakan salah satu jenis kapal perang hasil karya putra putri bangsa yang dibangun di Galangan PT. Citra Shipyard dengan masa pembangunan selama 16 bulan terhitung sejak ditandatanginya kontrak pada tanggal 27 September 2022.
BACA JUGA:Komisi I DPRD Provinsi Jambi perjuangkan penambahan kuota calon Praja IPDN 2024
Awal dimulainya tahapan pembangunan KAL ini ditandai dengan kegiatan ceremonial first steel cutting dan keel laying pada tanggal 29 November 2022 di workshop PT. Citra Shipyard.
Kapal tersebut memiliki spesifikasi teknis yaitu panjang 28,98 Meter, lebar 6,20 Meter, draught 1,40 Meter, kecepatan maksimum 28 Knots, kecepatan jelajah 18 Knots, kecepatan ekonomis 13,5 Knots, endurance 3-4 Hari, mampu membawa 15 personel dan menggunakan mesin pokok 2 unit MAN V12-1900 Marine Engine Diesel dan diesel generator 2x Perkins 63 KVA.
KAL 28 M ini memiliki beberapa keunggulan yaitu diperkuat dengan 1 unit Meriam 20 mm dan 2 Unit Meriam 12,7 mm, mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca.
Dengan kecepatan 28 Knots dan kelincahan yang dimiliki KAL 28 M ini mampu memenuhi berbagai misi operasi baik Infiltrasi, Eksfiltrasi maupun misi SAR secara sangat baik.
Shipnaming dalam pembangunan kapal perang merupakan bagian dari rangkaian seremonial pembangunan kapal perang.
Secara lengkap, seremonial pembangunan kapal meliputi first steel cutting, keel laying, shipnaming, launching, delivery and receiving, commissioning dan terakhir adalah pengukuhan.
Selain itu, pembangunan kapal merupakan salah satu upaya dalam pembangunan kekuatan TNI AL.
TNI AL berkomitmen untuk melaksanakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mengurangi produk impor.
BACA JUGA:Kunjungi Mabes, Panglima TNI Perkuat Sinergi Bersama Polri
Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali baru-baru ini.
Langkah ini diambil guna mendukung pemerintah dalam meningkatkan perekonomian, sekaligus sebagai wujud kemandirian bangsa dalam pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai suplai global.