JEKTVNEWS.COM - Federasi bulutangkis dunia (BWF) mengumumkan sejumlah perubahan aturan ranking setelah Olimpiade Paris 2024, yang dapat mempengaruhi prestise turnamen, termasuk Indonesia Open 2024. Meskipun bulutangkis merupakan olahraga populer, perubahan aturan tersebut menuai sorotan dari para pecinta bulutangkis. Salah satu aturan yang menarik perhatian adalah perubahan dalam sistem pemberian poin ranking pada turnamen dengan level yang sama. Ajang Super 1000 seperti Malaysia Open, All England, Indonesia Open, dan China Open akan memberikan jumlah poin yang berbeda-beda tergantung pada total hadiah yang disediakan. Sebagai contoh, China Open akan memberikan poin tertinggi, yaitu 13.500, karena hadiahnya mencapai 2 juta dolar. Sementara itu, Malaysia Open, All England, dan Indonesia Open akan tetap memberikan total poin 12.000, karena total hadiah pada tahun berikutnya tidak mengalami perubahan.
BACA JUGA:Indonesia Harus Waspada! Proyeksi Gubernur BI Sebut Ekonomi Global 2024 Meredup Akibat Tiga Perang
Bambang Roedyanto, anggota dewan BWF asal Indonesia, menyoroti fenomena ini dalam cuitannya. Ia mencatat bahwa China Open akan menjadi turnamen dengan poin tertinggi setelah Olimpiade Paris, sedangkan All England, Indonesia Open, dan Malaysia Open akan tetap memiliki poin yang sama seperti sebelumnya. Perubahan aturan ini juga membawa dampak pada Indonesia Open 2024, yang kemungkinan kehilangan sedikit gengsi jika dibandingkan dengan China Open. Sebelumnya, Indonesia Open selalu dianggap sebagai salah satu turnamen bergengsi dalam kalender bulutangkis.
BACA JUGA:Cara Mudah Beli Tiket Golden Disc Awards 2024 Melalui Aplikasi Livin' by Mandiri
Selain perubahan dalam pemberian poin, BWF juga menerapkan perubahan terkait drawing dan seeding pemain. Drawing setelah Olimpiade 2024 akan dilakukan tujuh hari sebelum turnamen dimulai, menggantikan aturan sebelumnya yang melakukan drawing lebih dari tujuh hari sebelumnya. Sebagai tambahan, aturan seeding juga mengalami perubahan, di mana pemain unggulan yang tidak hadir dapat digantikan oleh pemain di bawahnya. Perubahan aturan BWF ini telah menjadi sorotan dan menjadi pembicaraan di kalangan pencinta bulutangkis Indonesia, terutama mengenai potensi pengaruhnya terhadap reputasi dan gengsi turnamen bergengsi seperti Indonesia Open.