TASIK – Makan sahur merupakan salah satu sunah dalam ibadah puasa Ramadan. Waktu sahur yang berada di penghujung malam merupakan tantangan tersendiri. Rasa kantuk dan lelah kadang mudah menghinggapi. Maka tidak jarang setelah sahur, kebanyakan orang akan melanjutkan tidurnya sebelum memulai aktivitas.
Dokter di klinik Melati Muhammadiyah dr Aliqa Citra Septiani MMR mengatakan, tidur setelah makan memiliki beberapa efek negatif bagi kesehatan tubuh baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Tidur setelah sahur berbahaya karena ketika mengonsumsi makanan, lambung akan mencernanya menjadi sari-sari makanan. Sari-sari makanan tersebut akan diserap oleh tubuh. Bila makanan kaya akan karbohidrat dan lemak, dibutuhkan waktu minimal 2 jam untuk menggiling makan tersebut sampai berubah bentuk menjadi sari pati makanan,” ujarnya kepada Radar, Minggu (2/5).
Proses penggilingan ini, kata dia, memerlukan suplai pembuluh darah yang tidak sedikit, sehingga setelah makan diharapkan tidak melakukan aktivitas lain yang membutuhkan suplai pembuluh darah yang banyak juga.
Apabila tidur di bawah 2 jam setelah makan, saluran pencernaan belum sempat menggiling makanan kita, yang akhirnya akan berakibat pada gangguan saluran pencernaan dan penyerapan nutrisi tubuh. “Hasil akhirnya, makanan yang kita makan tidak mampu menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh,” katanya.
Selain itu, tidur setelah sahur juga bisa menimbun lemak. Karena saat tidur tubuh hanya butuh energi yang sedikit, sehingga makanan yang dimakan saat sahur akan ditimbun menjadi lemak.
Kebiasaan tidur setelah makan sahur juga dapat meningkatkan risiko kegemukan. Terlebih jika mengonsumsi makanan berlemak atau makan-makanan yang digoreng. Hal ini bisa memperburuk kesehatan terlebih bagi yang sedang diet dan ingin melangsingkan tubuh.
“Saat kita tidur otomatis tubuh membutuhkan sedikit energi, sehingga makanan tidak akan dimanfaatkan sebagai kebutuhan melainkan lebih banyak akan ditimbun menjadi lemak. Akhirnya risiko mengalami obesitas atau kegemukan pun semakin meningkat,” terangnya.
Selain itu, kata ia, asam lambung pun meningkat. Untuk penderita Gastroesophageal reflux disease (GERD) sebaiknya menghindari berbaring jika sesudah makan karena akan meningkatkan asam lambung. “Posisi berbaring akan menghambat proses pengosongan lambung,” ucapnya.
Menurutnya, jika makanan tidak tergiling sempurna, asam lambung dapat mengiritasi dinding lambung. Gejalanya nyeri di sekitar ulu hati atau perut kiri bagian atas. Bisa juga menimbulkan sensasi panas di dada. “Oleh sebab itu, hati-hati bagi Anda yang memiliki riwayat sakit maag. Ada baiknya hindari kebiasaan tidur setelah sahur,” ujarnya.
Dokter Aliqa menambahkan, bahaya tidur setelah sahur dapat memicu penyakit stroke. Penyakit ini berbahaya dan ditakuti banyak orang. Jenis stroke yang berhubungan dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah stroke penyumbatan. Alasannya cukup jelas, bahwa saat tidur, aliran darah ke otak harus tetap terjaga sesuai kebutuhan.
“Jika lambung juga sedang menjalankan kegiatan yaitu menggiling makanan, maka suplai aliran darah menjadi terbagi. Dalam jangka panjang, bila kebiasaan ini terus dilakukan, otak dapat kekurangan oksigen dan menyebabkan stroke. Karena itu, hindari kebiasaan tidur setelah makan atau setelah sahur,” katanya. (obi)