JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap Cina mengajak badan PBB tersebut untuk bisa ambil bagian dalam penyelidikan asal usul virus corona (Covid19).
Juru Bicara WHO, Tarik Jasarevic mengatakan, lembaganya ingin bekerja sama dengan komunitas internasional lain dalam penyelidikan asal usul virus corona (Covid19).
“WHO akan tertarik untuk bekerja sama dengan mitra internasional dan atas undangan pemerintah China untuk berpartisipasi dalam penyelidikan seputar asal-usul semua ini,” kata Tarik, dikutip dari AFP, Jumat (1/5).
Tarik menambahkan, saat ini Cina sudah menggelar beberapa penyelidikan untuk mengungkap sumber wabah. Para ilmuwan sejauh ini yakin virus berpindah dari hewan ke manusia, yakni di pasar seafood dan hewan liar di Wuhan.
Investigasi yang sedang berlangsung diyakini mampu mengungkap timbulnya gejala pada manusia, baik di Wuhan dan tempat lain, pada saat awal wabah yakni Desember 2019.
Para ilmuwan meyakini virus pembunuh itu menular dari hewan ke manusia, yang muncul di China akhir tahun lalu. Virus itu kemungkinan berasal dari pasar di Wuhan yang menjual daging hewan eksotik.
“Tim juga mengambil sampel dari pasar Wuhan dan peternakan di mana kasus pertama diidentifikasi. Catatan terperinci tentang sumber dan jenis spesies satwa liar dan hewan ternak dijual di pasar-pasar ini,” kata Jasarevic.
Jasarevic menekankan bahwa hasil dari studi asal virus “penting untuk mencegah masuknya zoonosis lebih lanjut dari virus yang menyebabkan COVID-19 ke dalam populasi manusia.”
“WHO terus bekerja sama dengan pakar kesehatan hewan dan kesehatan manusia, pemerintah, dan mitra lainnya untuk mengidentifikasi kesenjangan serta memprioritaskan penelitian untuk pengendalian Covid19, termasuk identifikasi sumber virus di Cina,” pungkasnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memicu spekulasi dan desas-desus – umumnya ditolak oleh para ahli – bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium di China yang sangat rahasia.
WHO sebelumnya juga mendapatkan kritik pedas dari Trump, yang awal bulan ini menunda pendanaan untuk badan kesehatan itu, setelah menuduh WHO meremehkan keseriusan wabah dan lebih condong ke China.
Sementara, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya juga telah melakukan perjalanan bersama tim ke China pada akhir Januari. Kala itu, dia bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping untuk mempelajari lebih lanjut tentang tanggapan tersebut.
Tedros mengungkapkan, langkahnya itu membuka jalan bagi tim ilmuwan internasional melakukan perjalanan ke China pada bulan Februari untuk menyelidiki situasi. Tim itu termasuk para ahli dari Cina, Jerman, Jepang, Republik Korea, Nigeria, Federasi Rusia, Singapura dan Amerika Serikat. Namun, karena penyelidikan tentang asal-usul virus telah mengambil langkah di Cina, WHO belum terlibat.(der/fin)