Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 di Sumatra Utara

Sabtu 18-11-2023,06:00 WIB
Reporter : Tim Jektvnews
Editor : Ksandi

JEKTVNEWS.COM - Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah, terus digaungkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dengan mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 pada 15 November 2023,  bertempat di Asrama Haji Embarkasi Medan, Sumatra Utara.

FTBI Provinsi Sumatra Utara dihadiri undangan yang terdiri atas unsur Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Utara, para Kepala Dinas Pendidikan dari sepuluh kabupaten/kota, beserta jajaran, para budayawan, tokoh adat, sastrawan, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, turut hadir mewakili Kepala Badan Bahasa.

BACA JUGA:Puncak Peringatan HKP 2023 Gubernur Al Haris Minta Kabupaten/Kota Tingkatkan Pengetahuan Petani

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak, mengatakan dalam sambutannya, bahwa sejarah Bahasa Ibu diperkenalkan pada tanggal 17 November 1999 oleh UNESCO. Pada saat itu, UNESCO menetapkan bahwa 21 Februari menjadi Hari Bahasa Ibu Internasional.

Hari Bahasa Ibu Internasional tercipta dikarenakan  suatu peristiwa bahasa di suatu negara yang menjadi terpecah menjadi dua, yaitu Pakistan dan Bangladesh.

BACA JUGA:Bawaslu Tanjab Barat Gencar Lakukan Penertiban APS

Selanjutnya, Muh. Abdul Khak menambahkan bahwa bahasa sudah menjadi sebuah ideologi dan perlu untuk direvitalisasi agar tetap hidup dan tidak punah.

“Sama halnya dengan bahasa daerah di Indonesia supaya tetap hidup hingga keturunan-keturunan selanjutnya,” katanya, Rabu (15/11).

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mempertahankan bahasa daerah mulai dari lingkungan rumah sebagai ‘benteng’ awal untuk mempertahankan bahasa daerah.

BACA JUGA:Peduli Palestina, Pemkab Muaro Jambi Galang Dana ASN dan Pihak Perusahaan

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, mengungkapkan bahwa bahasa daerah punah karena para penutur mudanya tidak lagi menggunakan bahasa tersebut. Begitu juga para orang tua tidak lagi mewariskan bahasa tersebut kepada anak-anaknya.

“Untuk itu, bahasa daerah harus dipakai secara meluas, terutama oleh para penutur muda. Itu prinsip revitalisasi yang tepat guna,” ungkapnya.

Di Provinsi Sumatra Utara saat ini telah dilakukan revitalisasi bahasa Melayu dialek Panai di Kabupaten Labuhan Batu, bahasa Melayu dialek Sorkam di Kabupaten Tapanuli Tengah, bahasa Batak dialek Mandailing-Angkola di Kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Kelima kabupaten/kota ini sudah sejak 2022 telah melakukan revitalisasi bahasa daerahnya.

BACA JUGA:Kunjungi Pedagang Kuliner di Tanggo Rajo, Anggota DPRD Jambi Budi Yako Cek Sarana dan Prasarana

Kategori :

Terpopuler