BATANGHARI - Sejak setahun terakhir sopir angkutan kota di kabupaten Batanghari kehiangan penumpang, hingga penghasilan mereka terpuruk. ‘’Dulu ado sekitar 45-50 angkot yang ngetem disini, tapi sekarang tinggal belasan itupun yang aktif cuman empat," ujar Buyung (55) satu dari sopir angkot yang tengah ngetem.
Diakuinya keadaan seperti ini sudah dirasa sejak beberapa tahun silam, puncaknya yang sangat dirasa pada setahun terakhir. ‘’Kami tiga tahun sebelumnnya sempat berpenghasilan Rp 100 - 150 ribu perhari, kini kami maksimal hanya mampu dapatkan Rp 50 ribu," ujarnya.
Kini para sopir angkot dapat berharap lebih penghasilan pada hari Kamis, pasalnya dihari tersebut penumpang jauh lebih meningkat dibandingkan hari biasanya. ‘’Meskipun meningkat penghasilan tidak bisa seperti dulu,’’ ucapnya.
Sementara Abgani (50) sopir angkot, berharap, dengan keadaan tersebut ada solusi dari pemerintah, untuk permasalahan mereka. "Tengoklah kawan dari jam 7 tadi sampai jam 10 ni belum penuh satu mobil, macam mano kito yang ngantrini dio dari pagi be sepi," keluhnya.
Dirinya berharap, kepada pemerintah baik provinsi maupun gubernur harus menertibkan lagi sopir batu bara yang semakin meresahkan bagi pengguna jalan lainnya. "Kito memang samo samo cari makan, tapi kito pakek aturan jugokan. Berapo minggu ni sudah duo angkot diseruduk mobil batu bara yang sopirnyo dibawah umur," pungkasnya. (rza)