JEKTVNEWS.COM - Sebagai Ketua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2023, Indonesia memiliki misi ambisius untuk mengangkat kawasan Asia Tenggara sebagai pemain utama yang tidak dapat diabaikan dalam kancah internasional. Sebagai salah satu negara pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia berupaya keras untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Salah satu strategi penting yang ditempuh adalah dengan mendorong diversifikasi rantai pasokan global. Langkah strategis ini dilakukan dengan menarik investasi asing, khususnya dari China yang sedang menerapkan strategi "China plus one." Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya menjalin kerja sama komprehensif dengan China untuk mencapai tujuan ini. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menekankan pentingnya hubungan dagang antara ASEAN dan China, menggambarkannya sebagai mitra dagang terbesar dan kunci bagi kawasan ini.
BACA JUGA:IHSG Diprediksi Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS
"Kemitraan kita semakin penting di tengah tantangan yang semakin meningkat," kata Retno Marsudi. Dalam konteks ini, Indonesia dan ASEAN fokus untuk meningkatkan kerja sama dengan China melalui konsep strategi "China plus one." Di bawah konsep ini, perusahaan-perusahaan China melakukan diversifikasi operasinya atau mendirikan basis manufaktur baru di luar negeri. China, sebagai pusat manufaktur terbesar di dunia, memiliki nilai tambah manufaktur yang sangat besar. Dengan menerapkan strategi "China plus one," sebagian nilai tambah manufaktur China dapat berpindah ke ASEAN, memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kawasan ini.
Sementara itu, Indonesia juga berupaya menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia sesuai tema KTT ASEAN 2023, yaitu "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth." Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa ada tiga hal yang harus didorong untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, yakni pengembangan ketahanan kawasan, penguatan faktor pendukung, dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
BACA JUGA:Pemerintah Resmi Hapus Pegawai Honorer dan Mencegah Perekrutan Baru
Airlangga Hartarto menggarisbawahi bahwa ketahanan kawasan mencakup aspek kesehatan, pangan, stabilitas keuangan, dan energi. Faktor pendukung yang perlu diperkuat melibatkan Sustainable Development Goals (SDGs), pasar keuangan, investasi, transformasi digital, ekonomi kreatif, dan penanganan perubahan iklim. Investasi terus mengalir ke ASEAN, menjadikannya tujuan utama bagi investor asing. Nilai investasi asing yang masuk ke kawasan ASEAN pada tahun 2021 mencapai US$179 miliar, naik sebanyak 46,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi ini termasuk investasi yang bertujuan untuk memenuhi permintaan rantai pasokan global, seperti produksi chip, smartphone, kendaraan listrik, dan baterai.
Bank terkemuka di kawasan ASEAN, United Overseas Bank (UOB), telah berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan rantai pasokan di Asia Tenggara. Selama empat dekade, UOB telah membantu pelaku bisnis di kawasan ini dengan solusi keuangan yang inovatif, termasuk program manajemen kas dan pembiayaan pemasok. Program ini mendukung perusahaan dalam perdagangan lintas batas di ASEAN. Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia telah menyusun 16 priority economic deliverables (PED) untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi ASEAN dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan berbagai langkah strategis ini, ASEAN berharap dapat menjadi pusat pertumbuhan dunia dan mencapai visi jangka panjangnya yang mencakup tahun 2045.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Groundbreaking 10 Proyek Ibu Kota Negara Nusantara Senilai Rp12,5 Triliun
Indonesia berperan kunci dalam membawa ASEAN ke arah yang lebih kuat dan berpengaruh di dunia internasional. Dengan kerja keras dan kolaborasi dengan negara-negara anggota ASEAN, Indonesia siap menghadapi tantangan dan meraih peluang untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai pemain utama yang tidak dapat diabaikan oleh dunia internasional.