Diserang Infeksi Baru, Wuhan Sudah Aman

Senin 13-04-2020,11:08 WIB
Reporter : ful
Editor : Ra

BEIJING – Secara umum Cina belum stabil. Ini dibuktikan dengan adanya laporan 99 infeksi baru, pada Minggu (12/4). Data ini menunjukan lebih dari dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya, saat jumlah kasus impor harian mencapai rekor, menurut data yang dirilis.

Selain itu, menyoroti sumber risiko utama lainnya, kasus Covid-19 tanpa gejala yang baru saja dilaporkan tercatat hampir dua kali lipat menjadi 63 pada Sabtu, dari 34 dibandingkan dengan satu hari sebelumnya, menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC).

Hampir seluruh infeksi baru tertinggi sejak 6 Maret, melibatkan pendatang dari luar negeri. Hanya dua dari 99 kasus tersebut yang merupakan kasus penularan lokal. Shanghai, pusat bisnis Cina, mencatatkan lebih dari setengah kasus penularan impor.

Kota tersebut melaporkan 52 kasus baru Covid-19 yakni semua warga Cina yang tiba dari luar negeri. Dari semua kasus baru di Shanghai, 51 di antaranya terkait dengan orang-orang yang berada dalam satu penerbangan dari Rusia pada 10 April.

Kasus ke-52 adalah warga Cina yang tiba di Shanghai usai bepergian dari Kanada. Provinsi Heilongjiang melaporkan 21 kasus impor baru pada 11 April, yang seluruhnya merupakan warga Cina yang tiba dari Rusia. Jumlah total infeksi Covid-19 di Cina daratan kini mencapai 82.052 dengan 3.339 kematian.

Sementara Wuhan, salah satu kota di Provinsi Hubei, relatif stabil. Bukan kemegahan kota dan pertumbuhan ekonominya yang relatif cepat kota itu dikenal, namun makhluk bernama Covid-19 lah yang menjadikan nama Wuhan mengglobal.

Sejak tanggal 23 Januari 2020, Wuhan digambarkan sebagai kota yang paling horor di dunia atas pembingkaian berjatuhannya korban serangan virus corona jenis baru hingga pemenjaraan masyarakat di dalam rumah setelah status lockdown ditetapkan oleh pemerintah pusat di Beijing.

Tidaklah mengherankan jika kemudian masyarakat yang berada di tengah wilayah daratan Cina itu menyambut suka cita mana kala status tersebut dicabut.

Mereka berduyun-duyun di sekitar akses keluar-masuk perbatasan, pagar stasiun, terminal keberangkatan bandar udara, dan portal jalan bebas hambatan beberapa saat sebelum dibuka kembali.

Suasananya kontras dengan 76 hari sebelumnya saat mereka terjebak dalam cekaman di antara bayang-bayang kematian sanak saudara, orang-orang tercinta, petugas medis, aparat keamanan, dan profesi lainnya karena virus tersebut tidak mengenal kasta dan latar belakang seseorang.

Pada hari pertama pembukaan kembali Wuhan itu tercatat 624.300 warga setempat telah menggunakan jasa transportasi umum. Dinas Perhubungan Kota Wuhan menyebutkan pada hari pertama itu terdapat beberapa moda transportasi umum, seperti 346 unit bus, perahu, kereta metro bawah tanah (subway), dan taksi yang beroperasi.

Pemkot Wuhan juga mencatat 52.000 orang juga meninggalkan kota dengan kereta api, pesawat dan bus. Mereka dari berbagai kota di Cina yang terjebak di Wuhan saat krisis Covid-19.

Sesuai jadwal yang tertera di Stasiun Kereta Api Wuhan, kereta jurusan Nanning, Daerah Otonomi Guangxi, merupakan kereta pertama yang berangkat pada hari-H pencabutan lockdown. Qi Shi seorang warga Wuhan, yang sempat menyita perhatian orang-orang yang lewat karena jaket musim dingin (yurongfu) yang dikenakannya ketika Wuhan sudah memasuki musim semi yang hangat.

”Saya tidak membawa apa pun selain dua yurongfu. Siapa yang mengira kalau saya akan terjebak di sini selama lebih dari 80 hari?” ujarnya seperti dikutip Global Times.

Saat terperangkap di Wuhan, pria asal Guizhou itu tidak hanya terbebani masalah finansial, melainkan juga tekanan psikologis yang sangat berat, menganggur dan putus asa dalam isolasi di tengah lingkungan yang sama sekali asing baginya selama dua bulan lebih.

Tags :
Kategori :

Terkait