JEKTVNEWS.COM - Kabut asap, yang sering kali disebabkan oleh kebakaran hutan, pembakaran lahan, atau polusi udara, adalah ancaman serius bagi kesehatan manusia.
Kabut asap dapat mengandung berbagai partikel berbahaya yang, ketika terhirup, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan beberapa penyakit yang dapat timbul dari pemaparan kabut asap dan bagaimana mereka memengaruhi kesehatan manusia.
1. Gangguan Saluran Pernapasan Atas
BACA JUGA:BNI Buka Lowongan Pekerjaan untuk Program Pengembangan: ODP - IT dan Office Development
Kabut asap mengandung partikel-partikel kecil yang dapat memicu iritasi pada hidung, tenggorokan, dan laring. Pada tingkat yang lebih serius, hal ini dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
Jika terus berlanjut, pemaparan kabut asap dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit pernapasan kronis seperti bronkitis kronis.
2. Asma yang Memburuk
Bagi individu yang sudah menderita asma, pemaparan kabut asap dapat memicu serangan asma yang parah. Asma yang memburuk bisa sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera. Kabut asap juga dapat meningkatkan risiko individu yang rentan untuk mengembangkan asma jika mereka belum memiliki kondisi ini.
BACA JUGA:Wakil Indonesia Bersaing di Babak 32 Besar Denmark Open 2023
3. Penyakit Pernapasan Kronis
Pemaparan kabut asap yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis yang dapat membahayakan kualitas hidup dan kesehatan. Ini termasuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), yang mencakup penyakit paru-paru obstruktif kronis dan emfisema.
4. Infeksi Saluran Pernapasan
Kabut asap dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan. Ini termasuk infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia, yang bisa menjadi masalah serius, terutama bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah.
5. Dampak pada Jantung dan Pembuluh Darah
Partikel-partikel kecil dalam kabut asap dapat masuk ke dalam aliran darah dan memengaruhi sistem kardiovaskular. Ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, dan tekanan darah tinggi.