LONDON – Kepastian Premier League musim 2019-2020 bakal dibahas 20 klub bersama dewan Premier League, Jumat (3/4) mendatang. Keputusan pada pertemuan 19 Maret lalu menyebutkan Premier League bisa dimulai Mei mendatang. Dilansir dari Daily Mail (30/3), klub-klub pun sudah bersiap mengumpulkan kembali pemain jika jadwal kasta tertinggi Inggris itu keluar.
Ya, Liga Inggris musim ini telah ditunda setidaknya hingga 30 April karena pandemi virus kroona tersebut. Sayangnya, penyebaran virus corona belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Malah sebaliknya, korban dan penderitanya naik signifikan. Alhasil, rencana untuk memulai kembali kompetisi pada bulan Mei pun menjadi samar.
Dengan kondisi yang tidak menentu, paling tidak ada tiga skenario yang kemungkinan besar dipertimbangkan dalam pertemuan 3 April mendatang. Salah satunya yakni laga digelar tanpa penonton akan tetapi laga tersebut tetap disiarkan langsung oleh kanal televisi pemegang hak siar. Pertandingan-pertandingan itu dilaporkan dapat dimainkan di satu atau dua kota di Midlands dan London.
Opsi menunda berlangsungnya pertandingan menjadi pilihan kedua. Pada skenario itu, laga-laga Liga Inggris akan dimainkan setelah pandemi sudah dapat dikendalikan. Dengan penundaan itu, musim kompetisi akan dapat diselesaikan. Bagi panitia Liga Inggris, itu berarti mereka tidak akan perlu membayar sekitar GBP 750 juta kepada stasiun-stasiun televisi karena melanggar kontrak.
Kemudian opsi terakhir adalah membatalkan Liga Inggris musim ini. Di mana sejumlah klub telah terang-terangan menyatakan keinginan untuk membatalkan musim 2019/2020. Beberapa tokoh senior di klub sepak bola Inggris meyakini bahwa “sekarang ini tidak ada tempat untuk olahraga,” menurut laporan terkini The Athletic
Vice-Chairman West Ham United, Karren Brady, adalah orang yang mengemukakan bahwa hasil Premier League musim ini harus batal demi hukum kalau sisanya sampai tak bisa digelar. “Suspensi atau pembatalan dari liga menjadi sebuah kepastian. Tak ada yang bisa menghindari bahwa semua level di EFL, sama halnya di Premier League, harus dibatalkan dan musim ini harus dideklarasikan batal demi hukum andai para pemain tak bisa bermain dan tak bisa dilanjutkan,” kata Brady di Sky Sports, beberapa waktu lalu.
Namun, jika opsi ini dilakukan, berpotensi memantik upaya hukum dari sejumlah klub yang merasa dirugikan. Hingga pekan 29 sebelum Premier League disetop, Liverpool tampil luar biasa dengan mengumpulkan 82 poin di puncak klasemen, unggul jauh dari Manchester City di peringkat 2 yang baru punya 57 poin.
Nah, usulan lainnya adalah alternatif. Jika laga digelar bulan depan maka para pemain diusulkan untuk menjalani karantina hotel oleh tiap klub. Artinya selama masa kompetisi lanjutan berlangsung para pemain tak boleh meninggalkan hotel. Chief executive Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) Inggris Gordon Taylor termasuk salah satu orang yang menyutujui adanya pertandingan digelar tertutup. Dan para pemain dilokalisir di satu hotel. Taylor beralasan karena dengan melakukan karantina kepada pemain di hotel maka seandainya Premier League dilanjutkan maka akan dapat terdata siapa saja orang-orang yang bersinggungan dengan pemain itu.
“Kita tahu pandemi Covid-19 membuat semua orang bisa terkena dan tertular. Namun dengan pembatasan lingkungan dan deteksi dini, termasuk meminimalkan interaksi, semuanya bisa berjalan,” kata Taylor. Salah satu sumber Daily Mail di dewan Premier League mengatakan dengan sentralisasi maka perpindahan lokasi pemain hanya tiga area. Hotel, lokasi latihan, dan stadion tempat pertandingan digelar.
“Memang akan memicu stres karena para pemain ini tak akan bertemu keluarga dan komunikasi hanya dilakukan via telekonferensi. Namun sementara lokalisasi pemain di satu hotel adalah ide terbaik jika memang kompetisi dimulai dengan kondisi stadion tertutup,” tutur sumber itu.
Salah satu tim yang terkenal melakukan sentralisasi di hotel sebelum bertanding di laga kandang adalah Manchester United. Skuad United H-1 pertandingan akan menginap dan berangkat bersama dari Hotel Lowry. (fin/tgr)