Harga Gula Makin Menggila

Jumat 13-03-2020,16:03 WIB
Editor : Ra

KENDAL – Harga komoditas gula pasir di pasaran masih saja menggila. Hasil pantauan di Pasar Cepiring, Kamis (12/3/2020) kemarin, harganya telah menembus Rp 16.500, padahal beberapa hari kemarin masih di angka Rp 14.000 per kilogram. Menurut pedagang, tren kenaikan harga gula telah berlangsung sejak dua pekan lalu.

Salah satu pedagang, Khasanah, mengatakan, sedikitnya stok gula pasir di pasaran yang menjadi pemicu kenaikan harga gula pasir tersebut. Bahkan kenaikan harga gula itu terjadi secara drastis. Saat ini pedagang kesulitan untuk mendapatkan stok gula pasir.

“Stok di pedagang sedikit, sehingga harganya jadi naik. Pedagang juga tak lagi bisa order gula pasir, juga kesulitan,” katanya.

Berdasarkan pantauan dari Dinas Perdagangan Kendal, harga gula pasir di Kendal mulai berangsur naik sejak Desember 2019, yaitu sebesar Rp 12.000 per kilogram. Pada bulan Januari 2020 naik menjadi Rp 13.000 per kilogram, kemudian pada Februari naik lagi ke Rp 14.000 dan pada Maret ini mencapai Rp 16.500 per kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan Kendal, Subaedi, mengatakan, stok gula pasir di Kendal saat ini menipis. Pasalnya, berdasarkan pantauan di pabrik gula PT IGN Cepiring pada empat hari yang lalu hanya 16 ton. “Kalau stok gula pasir di Toko Waring Kendal masih ada 30 ton,” ujarnya.

Dikatakan, untuk memenuhi kebutuhan gula di Kabupaten Kendal menjelang Lebaran nanti, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng. Rencananya akan mengadakan operasi pasar, tetapi hanya di daerah yang berada di garis miskin. “Kami bersama Bulog Jateng terus berupaya menjaga agar stok gula pasir tetap ada,” tegasnya.

Diakui Zubaedi, stok gula di pabrik IGN mengalami kekosongan sejak akhir Februari kemarin. “Masih punya 30 ton dari distributor. Padahal, jumlah kebutuhan gula pasir di Kendal mencapai 644,4 ton per bulan. Inilah sebabnya harga gula kini tinggi,” ungkapnya.

Guna menyikapinya, Dinas Perdagangan telah berkoordinasi dengan Pemkab Kendal melalui Sekretaris Daerah kepada Bupati Kendal dalam sebuah Nota Dinas Nomor 510/593/Disdag perihal Kebutuhan Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting di Kabupaten Kendal. Dalam nota dinas, pihaknya telah memonitoring lima pasar tradisional meliputi Kendal Kota, Weleri, Kaliwungu, Sukorejo, dan Boja.

“Hasil monitoring bahwa minimnya pasokan gula pasir dikarenakan keterlambatan penggilingan tebu akibat musim kemarau panjang di 2019. Operasi pasar belum bisa dilakukan karena tak memiliki stok gula pasir,” ujarnya.

Ditambahkan Zubaidi, pemerintah telah mengeluarkan izin impor gula pasir bagi enam pabrik gula BUMN dan Swasta sebesar 282.630 ton dalam bentuk sugar raw. Kendal dapat jatah 36.000 ton. “Prosesnya masih berkoordinasi dengan pihak kementerian dengan prediksi akan terealisasi pada 2-3 pekan ke depan,” pungkasnya. (lid)

Tags :
Kategori :

Terkait